BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Oncom merupakan makanan khas Jawa
Barat yang terbuat dari kacang tanah ataupun ampas tahu. Sebagai masyarakat
daerah Jawa Barat sendiri sudah sepatutnya tahu bagai mana sejarah oncom
ataupun cara pembuatan oncom, untuk terus melestarikan makanan tradisional khas
daerah Jawa Barat tersebut. Karena sebagai generasi pemuda penerus bangs ajika
kita mengetahui dan ikut melestarikan pembuatan oncom juga mewujudkan rasa
cinta tanah air dan wujud dari kesadaran berbangsa dan bernegara.
B.
Tujuan
1.
Melaksanakan
tugas observasi dan laporan cara pembuatan oncom
2.
Menambah
wawasan tentang cara pembuatan oncom
C.
Rumusan Masalah
1.
Alat
dan Bahan apa saja untuk pembuatan oncom ?
2.
Bagaimana
cara pembuatan oncom dari ampas tahu ?
3.
Manfaat
dan kandungan yang dimiliki oleh oncom ?
D.
Waktu dan Tempat Observasi
Minggu, 1 Februari 2016
Jam 11.00 WIB s/d Selesai
Pabrik Oncom Pak Ade
BAB II
HASIL
OBSERVASI
1.
Bahan Pembuatan Oncom
Oncom merah umumnya dibuat dari bungkil tahu, yaitu kedelai
yang telah diambil proteinnya dalam pembuatan tahu, sedangkan oncom hitam
umumnya dibuat dari bungkil kacang tanah yang kadangkala dicampur (onggok)
singkong atau tepung singkong (tapioka), agar mempunyai tekstur yang lebih baik
dan lebih lunak.
2.
Alat Pembuatan Oncom
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan oncom diantaranya
yaitu:
·
Pisau
·
Sasak
besar dan kecil
·
Penggaris
·
Pengaduk
·
Mesin
press
·
Panci
besar
·
Tungku
·
Kayu
bakar
·
Tampir;
dan
·
Kipas
angin.
3.
Cara Pembuatan Oncom
Cara pembuatan oncom:
a.
Ampas
tahu di press dengan mesin press sampai dengan kering
b.
Kemudian
kukus ampas tahu yang sudah di keringkan selama 1 (satu) jam.
c.
Setelah
di kukus, kemudian dinginkan ampas tahu tadi sampai benar-benar kering
d.
Setelah
dingin, lalu tuang ampas tahu tadi dan kemudian cetak
e.
Lalu
taburi ampas tahu dengan onggok (ampas singkong) di atasnya
f.
Diamkan
sampai sehari semalam atau minimal selama 20 jam
g.
Kemudian
potong potong oncom berukuran kecil, sedang atau besar.
MANFAAT YANG TERKANDUNG DALAM ONCOM
Kandungan Dalam Oncom
Oncom memiliki kandungan gizi yang relative baik dan dapat
menjadi sumber alternative asupan gizi yang baik karena harganya murah.
Kandungan karbohidrat dan protein tercerna cukup tinggi pada oncom dari bungkil
kacang tanah. Selain itu, populasi kapang diketahui dapat menekan produksi
aflatoksin dari Aspergillus flavus yang telah mencemari substrat (bungkil).
Degradasi yang dilakukan oleh kapang menyebabkan beberapa oligosakarida
sederhana seperti suroksa, rafinosa, dan stakhiosa menurun pesat kandungannya
akibat aktivitas enzim a-galaktosidase yang dihasilkan kapang (terutama N.
sitophila). Hal ini baik bagi pencernaan karena rafinosa dan stakhiosa
bertanggung jawab atas gejala flatulensi yang dapat muncul bila orang
mengkonsumsi biji kedelaiatau kacang tanah.
Dalam kaitan dengan aflatoksin, penggunaan kapang N.
sitophila dalam proses fermentasi bungkil kacang tanah dapat mengurangi
kandungan aflatoksin sebesar 50 persen, sedangkan menggunakan Rh. Oligosporus
dapat mengurangi aflatoksin bungkil sebesar 60 persen. Aflatoksin dihasilkan
pada kacang-kacangan dan biji-bijian yang sudah jelek mutunya. Untuk mencegah
terbentuknya aflatoksin, sanagt dianjurkan menggunakan bahan baku yang bermutu
baik.
Daya Terima Oncom di Masyarakat
Hal yang perlu disempurnakan agar daya terima masyarakat
meningkat terhadap oncom adalah menyangkut penampilan, bentuk, serta warnanya.
Untuk lebih meningkat oncom di masyarakat luas, perlu diperhatikan sanitasi
bahan baku, peralatan pengolah, dan lingkungan serta kebersihan pekerja yang
menangani proses pengolahan.
Oncom jarang sekali dimakan mentah. Pengolahan yang paling
populer adalah digoreng kering seperti tempe. Oncom dapat pula menjadi campuran
sambal (disebut sambal oncom) pengolahan populer yang mengunakan sambal oncom
sebagai pengisi adalah comro (“oncom dijero”), penganan khas pasundan. Oncom juga menjadi bahan campuran
pada laksa dan makanan berkuah lainnya.
Oncom masih dianggap kurang bermanfaat meskipun berpotensi
besar sebagai pemasok protein bagi kalangan menengah ke bawah karena harganya
yang lebih rendah dari pada tempe.