KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya dipanjatkan kepada Allah Ta’ala, Rabb
semesta alam . Shalawat dalam salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan alam, Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang baik hingga hari hisab. Berkat limpahan dan
rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas penelitian
literatur yang berjudul “ Industri Rumahan Obat Tradisional : Jamu ” ini guna
memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan .
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, teman kelas
serta guru mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sehingga kendala-kendala
yang penyusun hadapi teratasi.
Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Akhirya, kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan sumbangsih kritik dan
saran yang membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan
kepada semua orang menjalani kehidupan ini, terutama bagi para anggota
kelompok.
Aaamiin..
Purwakarta, Februari 2018
Penyusun
BAB I
1.1
Latar Belakang
Jamu adalah
sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia.
Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit
batang, buah. Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan
efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta
bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).Jamu
gendong pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga kesehatan. Orang membeli jamu gendong
seringkali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang dikonsumsi
sehari-hari. Untuk memenuhi tugas Ujian Praktek PKWU maka dari itu, kami
mengangkat tema jamu ini sebagai bahan kajian.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana biografi
salah satu penjual jamu di Purwakarta?
2.
Apa saja produk
yang dihasilkan dan dijual?
3.
Bagaimana strategi
pemasarannya?
4.
Apa harapan
penjual kedepannya?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
biografi penjual jamu lebih dalam
2.
Mengetahui produk
yang dihasilkan dan kendala pemasaran
3.
Mengetahui harapan
dari penjual jamu tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Jamu
Obat tradisional Indonesia yang dikenal
sebagai Jamu, telah digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia untuk
menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit sejak berabad-abad yang lalu
jauh sebelum era Majapahit. Ke depan pengembangan dan pemanfaatan obat bahan
alam/obat herbal Indonesia ini perlu mendapatkan substansi ilmiah yang lebih
kuat, terutama melalui penelitian dan standarisasi sehingga obat herbal
Indonesia dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional (WHO
2002). Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh–tumbuhan,
hewan dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran bahan – bahan
tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan
berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaan berwujud sebagai serbuk seduhan,
rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah penggunaannya masih memakai
pengertian tradisional seperti galian singset, sekalor, pegal linu, tolak angin
dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan
keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan
galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Istilah cara
penggunaannya menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik, analgesik,
antipiretik dan sebagainya (Sumarny 2002). Obat tradisional merupakan bahan
atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan
bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau
psikotropika dan hewan atau tumbuhan yang dilindungi (BPOM RI 2006). Sampai
saat ini masyarakat tradisional di negara-negara berkembang termasuk Indonesia
biasanya mengatasi sendiri gejala-gejala sakit yang
6
dideritanya dengan pengobatan tradisional. Pada
masyarakat jawa upaya menjaga kesehatan, mencegah penyakit maupun pengobatan
suatu penyakit yang diderita, biasa dilakukan dengan meminum ramuan tradisional
atau yang lebih dikenal dengan jamu. (Atik dan Afiani 2003). Jamu adalah obat
tradisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral dan atau
sediaan galeniknya atau campuran dari bahanbahan tersebut yang belum
dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaan
berwujud sebagai serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah
penggunaanya masih memakai pengertian tradisional seperti galian singset,
sekalor, pegel linu, tolak angin. Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah
dibuktikan keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia
atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Istilah cara
penggunaannya menggunakan pengertian farmakologik seperti diuretik, analgesik,
antipiretik dan sebagainya. Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa
tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi
basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan
dan penyimpanan (Gunawan 2004)
BAB II
METODOLOGI
PENELITIAN
Metodologi penelitian erat kaitannya dengan prosedur,
alat, serta desain penelitian yang akan dipergunakan dalam melaksanakan
penelitian.
Tahapan proses dalam penelitian ini bertujuan untuk
memberikan petunjuk yang jelas, teratur dan sistematis. Tahapan dalam
penelitian ini penjelasannya sebagai berikut :
a.
Identifikasi
masalah
Identifikasi masalah penelitian ini meliputi perumusan
masalah, menentuan tujuan penelitian, mencari batasan-batasan masalah.
b.
Survei pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan dengan
melakukan wawancara kepada pihak Pak Ade mengenai kondisi penjualan jamu dewasa
ini, biografi dan cara-cara pembuatan jamu. Pada tahap ini dilakukan observasi
juga untuk mengetahui bagaimana kondisi Cara pembuatan Jamu oleh Pak Ade.
c.
Tujuan penelitian
Pada tahap ini ditentukan tujuan dari penelitian yaitu
mengetahui biografi, cara pembuatan jamu, serta pemasaran jamu dan harapan
penjual .
d.
Metode pengambilan
data
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu
dengan cara mewawancarai Pak Ade secara langsung, serta melakukan observasi
mengenai pembuatan jamu
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Jamu
Jamu
dapat digunakan untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Meskipun rasanya
pahit,
namun sejak berabad-abad yang lalu jamu selalu mendapat tempat yang penting dalam
kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Berbagai
literatur yang menyatakan bahwa tumbuhan obat di sekitar lingkungan hidup manusia
telah berhasil mencegah kemusnahan mereka akibat wabah penyakit menular seperti
wabah di masa lalu. Sementara itu, jamu sendiri adalah kata dari Jawa, yang
terbentuk dari kata Jampi Usodo dan mempunyai arti ramuan kesehatan disertai
dengan doa. Istilah Jamu sudah dikenal nenek moyang kita sejak dahulu kala (
Permata, 2007 ).
B.
Cara Pembuatan Jamu
Pak
Ade membuat dan menjual produk jamu diantaranya :
1.
Jamu Beras Kencur
Bahan-bahan :
·
3
ons kencur
·
3
ons beras
·
1
kg gula merah
·
½
ons kayu manis
·
½
sdm garam dapur
·
13
biji kedaung
·
5
liter air matang
Cara membuat jamu beras kencur :
- Beras dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama (1 ½ ons), dicuci lalu rendam selama satu hari. Sedangkan bagian lain di sangan atau sangrai.
- Biji kedaung juga di dangan, sisihkan.
- Campur kedua beras, biji kedaung, tambahkan kencur lalu tumbuk hingga halus. Masukkan 10 gelas air dan saring.
- Rebus gula merah dengan 7 gelas air sampai mendidih kemudian masukkan garam dapur, aduk-aduk.
- Larutan gula disaring dan campurkan dengan air beras kencur, aduk sampai rata.
- Setelah dingin, saring dan masukkan ke dalam botol.
2. Jamu kunir asam (kunyit asam)
Bahan-bahan
:
- 3 ons kunir (kunyit)
- 1 ikat daun belutas
- 2 ons asam jawa
- 1 sdt garam halus
- 8 gelas air bersih
Cara membuat jamu kunir asam :
- Cuci bersih kunyit (kunir) kemudian tumbuk atau giling sampai halus. Gunakan blender untuk mempercepat proses penghalusan.
- Haluskan juga daun belutas dan asam jawa kemudian campur semua bahan.
- Siapkan api, rebus campuran bahan jamu dengan 8 gelas air. Biarkan sampai mendidih dan air rebusan berkurang.
- Setelah tersisa 6 gelas, angkat dari api lalu saring menggunakan kain tipis. Tunggu sebentar sampai tidak terlalu panas. Masukkan ke dalam botol jamu atau wadah lain.
Produk
Jamu lain ada Jahe manis, dan sisanya adalah produk jamu kemasan, seperti
buyung upik dan lain-lain.
C.
Strategi
Pemasaran
Saat ini Pak Ade menjual jamu nya
dengan cara tradisional yaitu dijajakan ditempat. Untuk rencana lain dalam
pemasaran nya, Pak Ade mengatakan belum memiliki rencana lain.
D.
Harapan
Penjual
1. Pak Ade menginginkan pemerintah
daerah lebih memperhatikan Penjual UKM seperti penjual jamu, misalnya bantuan
modal
2. Jika memungkinkan, Pak Ade
menginginkan tempat berjualan secara khusus agar ia tak perlu lagi mengahbiskan
sebagian besar uang hasil penjualannya untuk menyewa tempat.
3. Pemerintah ikut serta dalam
pemasaran jamu, karena menurutnya jamu adalah warisan leluhur bangsa yang perlu
dilestarikan keberadaannya.
BAB V
A.
Kesimpulan
Jamu merupakan obat tradisional
peninggalan leluhur bangsa yang perlu dilestarikan keberadaanya. Selain itu,
jamu memiliki khasiat yang tidak kalah dengan obat kimia. Jamu juga memiliki
efek samping yang lebih sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Pak Ade
merupakan sosok penjual jamu di Purwakarta yang masih konsisten menjual jamu.
Selain berjualan jamu merupakan mata pencahariannya, beliau juga memiliki
kepedulian terhadap keberlangsungan jamu tradisional. Untuk itu, kita sebagai
generasi bangsa perlu ikut serta dalam menjaga dan melestarikan jamu, minimal
kita mengetahui pengetahuan seputar jamu dan ikut membeli produk jamu tersebut.
B.
Saran
Pak
Ade perlu melakukan inovasi dalam penjualannya, misalna mengemas jamu dengan
kemasan yang menarik perhatian kalangan millennial, bisa juga dengan melakukan
kerja sama pemasaran dengan warung-warung atau minimarket agar penjualan dapat
meningkat dan tetap lestari
Biografi penjual jamu
Pak Ade itu adalah panggilan dari orang-orang yang
sudah membeli jamu nya sejak 10 tahun yang lalu. Pak Ade seorang pria yang
berumur 42 tahun adalah seorang tukang jamu di daerah Pasawahan. Jamu-jamu yang
ia jajakan merupakan racikan tangannya sendiri jadi untuk jaminan kebersihannya
insyaallah bisa terjaga. Ia sudah menjajakan jamunya mulai dari 10 tahun yang
lalu.
Pak Ade merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Alm.
Ngatijo dan Sukarti yang lahir pada tanggal 24 Juli 1976.
Lampiran-lampiran
Daftar
Pustaka
http://nikenparamitha.blogspot.co.id/2014/06/makalah-pengobatan-tradisional-jamu.html
Kusuma, Wijaya : 2011 : Respisitory UI, Penelitian Jamu : Depok,
Indonesia
Produk Kesehatan
Khas Daerah
Dinamika Jamu
Tradisional Di Purwakarta Ditengah Perkembangan Zaman
( Dalam rangka
memenuhi tugas ujian praktek Prakarya dan Kewirausahaan )
XII IPS 2
KELOMPOK 4
SMA NEGERI 1
PURWAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PURWAKARTA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Cindy
Aletta C. Putri
2. Eka
Veronika
3. Irena
Virensia
4. Muhammad
Fahri Setiono
5. Nenden
Nova N
6. Nico
Cahya
7. Renika
Florentina T
8. Restu
Zuliatri Dewi
9. Reza
Nuralam
Bagus bgt
ReplyDelete