Meraih
Kasih Allah Swt. dengan Ihsan
- Perintah Berlaku Ihsan
Kata Ihsan berasal dari kata kerja (fi’il)
Hasuna-Yahsunu- Hasanan,
artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu
Ihsanan, artinya
memperbaiki atau berbuat baik. Menurut istilah, ihsan
pada umumnya diberi pengertian dari kutipan percakapan Nabi
Muhammad saw. dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna ihsan
yaitu:
Artinya:
“…
Rasulullah saw bersabda: ‘Kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah
kamu
melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia
melihatmu.’…”
Dengan kata
lain, ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah
khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas sosial).
- Baca dengan Tartil Ayat al-Qur'an dan Terjemahnya yang Mengandung
Perintah Berlaku Ihsan
Artinya:
“Dan
(ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah
selain Allah Swt., dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada
manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu
berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih
menjadi) pembangkang.”
- Tafsir/Penjelasan Ayat
Dalam ayat
di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi Muhammad saw. Atas janji Bani Israil yang
harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain
Allah Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orangtua,
amal kebajikan tertinggi, karena melalui kedua orangtua itulah Allah Swt.
menciptakan manusia. Sesudah Allah Swt. menyebut hak kedua orangtua, disebutkan
pula hak kerabat (kaum keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka.
Kemudian Allah Swt. menyebut hak orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak
yatim dan orang miskin. Allah Swt. mendahulukan menyebut anak yatim daripada
orang miskin karena orang miskin dapat berusaha sendiri, sedangkan anak yatim
karena masih kecil belum sanggup untuk itu. Setelah memerintahkan berbuat baik kepada
orangtua, keluarga, anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt. memerintahkan agar
mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia.
Kemudian
Allah Swt. memerintahkan kepada Bani Israil agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah
Swt.. Tanpa ruh itu salat tidak ada maknanya. Orang-orang Bani Israil mengabaian
ruh tersebut dari dulu hingga turun al-Qur'an, bahkan sampai sekarang.
Demikian juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israil juga mereka
ingkari. Hanya sedikit orang-orang yang mau mentaati perintah Allah Swt. pada
masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.
Pada akhir ayat ini Allah Swt.
menyatakan, “dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. Ini menunjukkan kebiasaan
orang-orang Bani Israil dalam merespons perintah Allah Swt., yaitu
“membangkang”, sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada
mereka.
- Ruang Lingkup Ihsan
Pihak-pihak yang berhak mendapatkan I¥s±n
ialah sebagai berikut:
- Ihsan kepada Allah Swt.
Yaitu
berlaku Ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt., baik dalam
bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual), seperti
salat, puasa, dan sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut dengan ibadah gairu
mahdah (ibadah sosial), seperti belajar-mengajar, berdagang, makan, tidur,
dan semua perbuatan manusia yang tidak bertentangan dengan aturan agama. Ihsan
kepada Allah Swt. mengandung dua tingkatan berikut ini.
- Beribadah kepada Allah Swt. seakan-akan melihat-Nya.
Keadaan ini
merupakan tingkatan Ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari
sikap membutuhkan, harapan, dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan
diri kepada-Nya.
- Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya.
Kondisi ini
lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap Ihsannya
didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman.
2.
Ihsan kepada sesama makhluk ciptaan Allah Swt.
- Ihsan kepada kedua Orangtua.
Berbuat baik kepada kedua orangtua
ialah dengan cara mengasihi, memelihara,
dan menjaga mereka dengan sepenuh hati serta memenuhi semua keinginan mereka selama tidak bertentangan dengan aturan Allah Swt.. Mereka
telah berkorban untuk kepentingan anak mereka sewaktu masih kecil dengan perhatian penuh dan
belas
kasihan. Mereka mendidik dan
mengurus semua keperluan anak-anak ketika masih lemah. Selain itu, orangtua memberian kasih
saying yang
tidak ada tandingannya.
- Ihsan kepada Kerabat Karib.
Menjalin
hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk Ihsan kepada mereka, bahkan
Allah Swt. menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi dengan
perusak di muka bumi. Silaturahmi merupakan kunci mendapatkan keridoan
Allah Swt. Sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan
Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi.
- Ihsan kepada Anak Yatim.
Berbuat baik
kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan memelihara hak-haknya.
- Ihsan kepada Fakir Miskin.
Berbuat Ihsan
kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka terutama pada
saat mereka mendapat kesulitan.
- Ihsan Kepada Tetangga.
Ihsan kepada tetangga
dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah,
serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah.
Teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan,
pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma’had, dan sebagainya.
Mereka semua masuk ke dalam kategori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai
hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu
sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai
tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim, dan sebagai kerabat. Rasulullah
saw. bersabda: “Demi Allah, tidak beriman, demi Allah, tidak beriman.”
Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Seseorang yang tidak aman tetangganya dari
gangguannya.” (HR. al-Syaikh±ni).
Pada hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Tidak
beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan
tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”(HR. at-°abr±ni).
- Ihsan kepada Tamu
Ihsan kepada tamu, secara umum adalah dengan
menghormati dan menjamunya. Tamu yang
datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam sebutan ibnu sabil (orang yang
dalam perjalanan jauh). Cara berbuat Ihsan terhadap ibnu
sabil dengan memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya,
menunjukinya jalan jika ia meminta.
- Ihsan kepada Karyawan/Pekerja
Kepada karyawan atau orang-orang yang terikat
perjanjian kerja dengan kita, termasuk pembantu, tukang, dan sebagainya, kita diperintahkan
agar membayar upah mereka sebelum keringat mereka kering (segera), tidak membebani
mereka dengan sesuatu yang mereka tidak sanggup melakukannya. Secara umum kita
juga harus menghormati dan menghargai profesi mereka.
- Ihsan kepada Sesama Manusia
Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa beriman
kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (¦R.
Al-Bukh±ri dan Muslim).
Wahai manusia, hendaklah kita melembutkan ucapan,
saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Menunjuki jalan jika ia tersesat,
mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu
mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka.
- Ihsan kepada Binatang
Berbuat Ihsan terhadap binatang
adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak
membebaninya di luar kemampuannya, tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya
jika ia lelah. Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah dengan menyembelihnya
dengan cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.
- Ihsan kepada Alam Sekitar
Alam raya beserta isinya diciptakan untuk kepentingan
manusia. Untuk kepentingan kelestarian hidup alam dan manusia sendiri, alam
harus dimanfaatkan secara bertanggungjawab.
- Hikmah dan Manfaat Ihsan
“Kebaikan akan berbalas kebaikan”, adalah
janji Allah dalam al-Qur'an. Bebruat Ihsan adalah
tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang dapat
hidup sendiri, maka Allah menjadikan saling berbuat baik sebagai sebuah
keniscayaan. Berbuat baik (Ihsan) kepada siapa pun, akan menjadi stimulus
terjadinya “balasan” dari kebaikan yang dilakukan. Demikianlah, Allah Swt.
Membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa ada balas. Semua manusia diberi
“nurani” untuk berterima kasih dan keinginan untuk membalas budi baik.
Peristiwa di samping hanya sedikit dari percikan hikmah Ihsan.