Globalisasi merupakan suatu proses
yang terjadi ditatanan masyarakat yang tidak mengenal batasan geografis.
Globalisasi memiliki pengaruh langsung terhadap berbagai bidang kehidupan
seperti bidang politik, ekonomi dan terutama pada bidang pendidikan dan lainnya.
Hadirnya teknologi informasi dan komunikasi hasil penelitian pengembangan
manusia yang terus mengalami kemajuan adalah pendukung utama dalam globalisasi.
Hilangnya batasan-batasan geografis ini melalui internet menimbulkan berbagai
dampak terutama di bidang pendidikan.
Dewasa ini Indonesia menapaki era industry 4.0
yang serba digitalisasi dan otomasi. Dalam sektor pendidikan untuk menghadapi
era industry 4.0 yang merupakan salah satu dampak dari globalisasi, memaksa jenjang
pendidikan dasar hingga pendidikan perguruan tinggi menyesuaikan kurikulum pendidikannya
demi menjawab tantangan dan kebutuhan di era Industri 4.0. Pendidikan
menjadikan sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih produktif dan kompetitif
dalam menghadapi tantangan global. Jumlah pengguna internet di Indonesia
mencapai 143 juta orang dan keterampilan generasi millenial bisa terekam pada
semua perguruan tinggi atau universitas di Indonesia. Menteri perindustrian Airlangga Hartarto pun mengakatakan, bahwa generasi
milenial akan memainkan peran penting. Sedikitnya 49,5 persen pengguna internet
berusia 19-34 tahun. Mereka berinteraksi atau melek teknologi berkat telepon
pintar (smartphone). Hadirnya
teknologi ini mendukung pengembangan pendidikan berbasis elektronik atau
E-learning/pembelajaran online, sejumlah pemain lokal yang mendukung perubahan
pembelajaran konvensional kearah digitalisasi diantaranya Ruangguru, Zenius,
IndonesiaX dan lain sebagainya, hal ini memaksa para pemangku kebijakan pendidikan
dinegara ini dan sekolah-sekolah untuk menerapkan model pembelajaran baru yang
terus menerus mengikuti zaman, hadirnya pembelajaran online ini juga mendobrak
permasalahan-permasalahan klasikal pendidikan di Indonesia seperti akses failitas
pendidikan yang sulit dijangkau, mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk sekolah
dan lain sebagainya. Memang betul, platform
pembelajaran online ini belum sekompleks yang hadir disekolah, tetapi hal ini
menghadirkan berbagai macam kemudahan bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar, sistem belajar-mengajar yang kurang menarik, konten pembelajaran yang
kurang padat.dan lain seterusnya. Tingkat permintaan akan kebutuhan pembelajaran online semakin
meningkat setiap tahunnnya. Indonesia menjadi negara dengan tren positif dalam
industri pendidikan online (e-learning) yaitu menempati urutan ke-8 di seluruh dunia berdasarkan
total market e-learning setiap tahunnya yaitu sebesar 25%.
Menurut data
laporan Docebo.com, total market e-learning ada 51,5 Milyar USD di tahun 2016
dengan angka pertumbuhan rata-rata per tahun 7,9% di seluruh dunia. Sedangkan
Asia memiliki total market 7,1 Milyar USD dengan angka pertumbuhan per tahun
17,3%. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang mencatatkan total pertumbuhan
market e-learning rata-rata sebesar 25% melebihi rata-rata di Asia dan seluruh
dunia setiap tahunnya.
Hal ini perlu dicermati secara
seksama, bagaimana memanfaatkan globalisasi dalam pengembangan pendidikan di
Indonesia agar terus berbenah dan menyetarakan diri dengan negara maju.
Hakekatnya globalisasi ini justru mempermudah seluruh masyarakat di dunia ini
dalam mengakses pendidikan bukan hanya melalui jalur formal yang konvensional tetapi
melalui jalur informal yang tetap mengedepankan kualitas pembelajaran. Tetapi
dampak lain dari adanya globalisasi dalam bidang pendidikan yang didukung
kemajuan teknologi juga meningkatkan potensi plagiarism terhadap hasil karya penilitian, serta penyalahgunaan
ilmu pengetahuan untuk hal-hal yang dapat mengancam jiwa manusia. Seharusnya dampak
globalisasi dibidang pendidikan ini, saat manusia dapat mengakses segala
informasi dengan mudahnya melalui mesin pencari, untuk turut serta belajar memahami
kultur budaya masyarakat lain, agar saling memahami dan bersikap saling toleran
sehingga segala potensi yang mungkin saja terjadi akibat kemajuan zaman,
intoleransi dan permasalahan lain sebagainya dapat terselesaikan melalui
pemikiran logis, positif dan terbuka.
Alokasi 20 % dana APBN untuk
bidang Pendidikan perlu ditingkatkan dan dioptimalisasi sebagai langkah konkret
pemerintah dalam mencerdaskan bangsanya serta investasi sumber daya manusia
untuk memajukan Indonesia dikemudian hari. Secara keseluruhan perkembangan pendidikan
di Indonesia cukup mengalami perkembangan walaupun dirasa lambat, saat ini
sudah banyak sekolah-sekolah di Indonesia baik sekolah menengah pertama, atas
hingga perguruan tinggi yang bersertifikat ISO, melalui peningkatan mutu pendidikan,
fasilitas, profesionalisme tenaga pendidik dan lain sebagainya. Hal ini perlu
diapresiasi terhadap inisiatif orang-orang yang concern terhadap pendidikan, walaupun begitu menurut redaksi
DWIndonesia dana Research and Development ( R&D ) negara Indonesia hanya
sebesar 0,0085% dari total PDB Indonesia yang mencapai 1 Million US Dollar
lebih. Berkaca dari negala lain, misalnya RRC dana R&D nya yang mencapai
kisaran 10 %, Malaysia 1,1 % dan lain seterusnya, maka Indonesia jumlah
perbandingan rasionya masih jauh dibawah itu dan perlu ditingkatkan. Sedangkan
data lain yang dapat mengindikasikan dimana posisi Indonesia dalam kemajuan outuput dari pendidikannya juga dapat
tegambar berdasarkan
data SCImago, sepanjang 1996-2016, jumlah publikasi terindeks global Indonesia
mencapai 54.146 publikasi. Bila dibandingkan Singapura, Thailand, dan Malaysia,
peringkat Indonesia masih jauh berada di bawah ketiga negara ASEAN itu. Pada
2016, di tingkat dunia, Indonesia menempati peringkat 45 untuk jumlah dokumen
yang terpublikasi internasional. Di kawasan Asia, posisi Indonesia berada di
urutan 11, sementara di tingkat ASEAN peringkat keempat. Tren positif terus dilakukan Indonesia untuk menjawab
tantangan dunia, berbenah diri dan terus menyesuaikan perkembangan zaman.
Potensi nyata bonus demografi Indonesia
menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto perlu dimanfaatkan sebaik
mungkin. Dalam era globalisasi dan
Industri 4.0 tak cukup hanya dengan penguasaan
teknologi, tetapi harus dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing agar bisa
komunikatif pada tingkat global serta peningkatan kapasitas. Peningkatan
kapasitas pekerja milenial itu bisa diwujudkan melalui pelatihan, kursus dan
sertifikasi. Industri dan institusi pendidikan pun harus peduli pada isu mengenai peningkatan kapasitas pekerja di era Industri 4.0
ini.
Upaya
pemerintah serta pengaruh globalisasi yang positif di bidang pendidikan akan
terasa secara optimal bila masyarakatnya memiliki kemauan untuk berubah, survive terhadap segala tantangan, dan hambatan
untuk meningkatkan potensi diri menjadi lebih baik .
Daftar
Pustaka
Generasi
Milenial Dan Era Industri 4.0 . Bambang
Soesatyo -
https://news.detik.com/kolom/3981811/generasi-milenial-dan-era-industri-40
Jurus
Mendikbud Percepat Pendidikan Yang Merata Dan Berkualitas. Niken Yunita -
https://news.detik.com/berita/3603275/jurus-mendikbud-percepat-pendidikan-yang-merata-dan-berkualitas
Admin. http://old.presidentpost.id/2017/07/04/e-learning-di-indonesia-tumbuh-pesat-squiline-targetkan-25-kenaikan-angka-pertumbuhan-bisnis/
0 comments:
Post a Comment