Saturday, December 16, 2017

Meraih Kasih Allah Swt. dengan Ihsan



Meraih Kasih Allah Swt. dengan Ihsan

  1. Perintah Berlaku Ihsan
Kata Ihsan berasal dari kata kerja (fi’il) Hasuna-Yahsunu- Hasanan, artinya baik. Kemudian mendapat tambahan hamzah di depannya, menjadi Ahsana-Yuhsinu Ihsanan, artinya memperbaiki atau berbuat baik. Menurut istilah, ihsan  pada umumnya diberi pengertian dari kutipan percakapan Nabi Muhammad saw. dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna ihsan  yaitu:
Artinya:
“… Rasulullah saw bersabda: ‘Kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah
kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia
melihatmu.’…”
Dengan kata lain, ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah umum (aktivitas sosial).

  1. Baca dengan Tartil Ayat al-Qur'an dan Terjemahnya yang Mengandung
Perintah Berlaku Ihsan
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah Swt., dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”
  1. Tafsir/Penjelasan Ayat
Dalam ayat di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi Muhammad saw. Atas janji Bani Israil yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah Swt.. Setelah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orangtua, amal kebajikan tertinggi, karena melalui kedua orangtua itulah Allah Swt. menciptakan manusia. Sesudah Allah Swt. menyebut hak kedua orangtua, disebutkan pula hak kerabat (kaum keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. menyebut hak orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang miskin. Allah Swt. mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang miskin karena orang miskin dapat berusaha sendiri, sedangkan anak yatim karena masih kecil belum sanggup untuk itu. Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua, keluarga, anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt. memerintahkan agar mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia.
Kemudian Allah Swt. memerintahkan kepada Bani Israil agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Ruh salat itu adalah keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt.. Tanpa ruh itu salat tidak ada maknanya. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebut dari dulu hingga turun al-Qur'an, bahkan sampai sekarang. Demikian juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israil juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang-orang yang mau mentaati perintah Allah Swt. pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.
Pada akhir ayat ini Allah Swt. menyatakan, “dan kamu (masih menjadi) pembangkang”. Ini menunjukkan kebiasaan orang-orang Bani Israil dalam merespons perintah Allah Swt., yaitu “membangkang”, sehingga tersebarlah kemungkaran dan turunlah azab kepada mereka.

  1. Ruang Lingkup Ihsan
Pihak-pihak yang berhak mendapatkan I¥s±n ialah sebagai berikut:
  1. Ihsan kepada Allah Swt.
Yaitu berlaku Ihsan dalam menyembah/beribadah kepada Allah Swt., baik dalam bentuk ibadah khusus yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual), seperti salat, puasa, dan sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut dengan ibadah gairu mahdah (ibadah sosial), seperti belajar-mengajar, berdagang, makan, tidur, dan semua perbuatan manusia yang tidak bertentangan dengan aturan agama. Ihsan kepada Allah Swt. mengandung dua tingkatan berikut ini.
  1. Beribadah kepada Allah Swt. seakan-akan melihat-Nya.
Keadaan ini merupakan tingkatan Ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan, dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya.
  1. Beribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah Swt. melihatnya.
Kondisi ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap Ihsannya didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman.
2.     Ihsan kepada sesama makhluk ciptaan Allah Swt.
  1. Ihsan kepada kedua Orangtua.
Berbuat baik kepada kedua orangtua ialah dengan cara mengasihi, memelihara, dan menjaga mereka dengan sepenuh hati serta memenuhi semua keinginan mereka selama tidak bertentangan dengan aturan Allah Swt.. Mereka telah berkorban untuk kepentingan anak mereka sewaktu masih kecil dengan perhatian penuh dan belas kasihan. Mereka mendidik dan mengurus semua keperluan anak-anak ketika masih lemah. Selain itu, orangtua memberian kasih saying yang tidak ada tandingannya.
  1. Ihsan kepada Kerabat Karib.
Menjalin hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk Ihsan kepada mereka, bahkan Allah Swt. menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi dengan perusak di muka bumi. Silaturahmi merupakan kunci mendapatkan keridoan Allah Swt. Sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi.
  1. Ihsan kepada Anak Yatim.
Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan memelihara hak-haknya.


  1. Ihsan kepada Fakir Miskin.
Berbuat Ihsan kepada orang miskin ialah dengan memberikan bantuan kepada mereka terutama pada saat mereka mendapat kesulitan.
  1. Ihsan Kepada Tetangga. 
Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah. Teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan, pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma’had, dan sebagainya. Mereka semua masuk ke dalam kategori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja, tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim, dan sebagai kerabat. Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah, tidak beriman, demi Allah, tidak beriman.” Para sahabat bertanya: “Siapakah yang tidak beriman, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Seseorang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya.” (HR. al-Syaikh±ni).
Pada hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”(HR. at-°abr±ni).
  1. Ihsan kepada Tamu
Ihsan kepada tamu, secara umum adalah dengan menghormati dan menjamunya.  Tamu yang datang dari tempat yang jauh, termasuk dalam sebutan ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan jauh). Cara berbuat Ihsan terhadap ibnu sabil dengan memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta.
  1. Ihsan kepada Karyawan/Pekerja
Kepada karyawan atau orang-orang yang terikat perjanjian kerja dengan kita, termasuk pembantu, tukang, dan sebagainya, kita diperintahkan agar membayar upah mereka sebelum keringat mereka kering (segera), tidak membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak sanggup melakukannya. Secara umum kita juga harus menghormati dan menghargai profesi mereka.
  1. Ihsan kepada Sesama Manusia
Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (¦R. Al-Bukh±ri dan Muslim).
Wahai manusia, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Menunjuki jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka.
  1. Ihsan kepada Binatang
Berbuat Ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika ia sakit, tidak membebaninya di luar kemampuannya, tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan mengistirahatkannya jika ia lelah. Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.
  1. Ihsan kepada Alam Sekitar
Alam raya beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia. Untuk kepentingan kelestarian hidup alam dan manusia sendiri, alam harus dimanfaatkan secara bertanggungjawab.

  1. Hikmah dan Manfaat Ihsan
“Kebaikan akan berbalas kebaikan”, adalah janji Allah dalam al-Qur'an. Bebruat Ihsan adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, maka Allah menjadikan saling berbuat baik sebagai sebuah keniscayaan. Berbuat baik (Ihsan) kepada siapa pun, akan menjadi stimulus terjadinya “balasan” dari kebaikan yang dilakukan. Demikianlah, Allah Swt. Membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa ada balas. Semua manusia diberi “nurani” untuk berterima kasih dan keinginan untuk membalas budi baik. Peristiwa di samping hanya sedikit dari percikan hikmah Ihsan.

Thursday, December 7, 2017

Contoh Dramatisasi Puisi



DRAMATISASI PUISI
GHOSTSEA(P)
( KETIKA LAUTAN DIJADIKAN PANGGUNG POLITIK )


Deburan ombak menghantam batuan
Semilir angin menghembus dedaunan
Burung burung saling saut bersiulan
Sedang kapal nelayan menepi bersenderan

Anak anak lincah bermain di lapangan
Orangtua bersenda gurau di pekarangan
Sambil menjemur ikan hasil tangkapan
Di garami dan dijual nanti ke pasaran
“ Adegan ditunjukan dengan, warga yang mengobrol, ada yang menghitung uang ,sebagian menjemur ikan dan jala”
Menggantungkan hidup di lautan itu memang penuh perjuangan
Kadang dapat keuntungan kadang juga kerugian
Tak apa ini cuman cobaan
Yang penting ikan tetap lestari dilautan

Kehidupan pejuang lautan kini telah terusik
Lautan kini di jadikan panggung politik
Masyarakat mana yang tak terusik
Ketika sumber penghidupannya di obrak abrik
“Adegan warga berkumpul bubar diganti “

Sang penguasa tiba tiba datang menghampiri .
Berorasi menarik simpati,
Menjual janji jani
Tapi ternyata ada maksud tersembunyi

Warga kini diam memandang dengan terpana
Mendengarkan kata kata dengan seksama
Sang penguasa yang berorasi dengan gagahnya
Yang berisi kata penuh makna dan bualan semata
“ adegan ini penguasa dan bodyguard dibelakang nya datang, menyalami warga kemudian berpidato dengan menggebu gebu, warga memandang dan mengangguk angguk sambil bilang, kami dukung ! kami dukung !”

Mereka tak tahu apa  yang sebenarnya terjadi
Ketika Penjarah sejati datang dengan kedok investasi.
Sang penguasa datang menyambut dengan senang hati,
tawar sana – tawar sini menggandaikan kekayaan ibu pertiwi.
“ Adegan pertemuan penguasa dan pengusaha kapal, sambil menyerahkan amplop “
Kapal besar pun datang dengan gagahnya.
Awak kapal orang asing semua isinya.
Dengan jala ratusan kilometer panjangnya.
Jangka besar menggantung di bagian sisinya
“ Kapal besar, dengan irigan music, penguasa dan para anak buah kapal asingnya “

Kehidupan nelayan yang sejahtera kini telah usai.
Mereka dipaksa menyingkir dari bibir pantai.
Rumah-rumah di gusur, lautan pun di bantai.
Akibat termakan omonongan sang penguasa pandai
“ Kapal nelayan rusak tertabrak kapal besar, tersisa puing puing saja, begitupun dengan rumah penduduk yang hancur , warga lari ketakutan“

Ikan dilautan di ambil besar – besaran.
Sang penguasa acuh diam membiarkan
Pikirannya di cekcoki bagi hasil yang menggiurkan.
Tidak pernahkah kau pikir siapa yang dirugikan .

Nelayan menjerit mencari keadilan.
‘’ kami ingin lautan! Kami ingin ikan! ’’
Dengan urat leher mereka, mereka meneriaki keadilan.
Lagi dan lagi sang penguasa diam mengacuhkan
“ Demo nelayan didepan penguasa tapi malah ditahan oleh body guard nya mereka diacuhkan “
Tak pernahkah terbesit dalam pikiran.
Bahwa mereka akan terkena teguran.
Dari siapa? Ya dari penguasa lautan.
Jangan pernah harap belas kasihan
Jika kesalahan dan ketamakan telah dilakukan. 

Kemana penguasa yang katanya adil dan bijaksana.
Dewan terhormat dimanakah kau berada.
Kami sengsara di Nusantara!
Nusantara yang katanya sebuah bongkahan alam dari syurga.

Kami selama ini diam.
Bukan berarti kami tenggelam!
Tapi kami takut dengan penguasa yang jahanam.
Hanya mulut kami inilah yang terbungkam.
“ Masih adegan demo dengan membawa spanduk besar “

Wahai penguasa...
Kembalikan!!
Lautan kami, ikan kami...
Kami butuh keadilan.
Bukan hanya bualan!

Jika Ibu Pertiwi telah kecewa...
Akankan kau kembali membuang muka?!
Sedang kami disini hidup tersiksa!
Bantua tak ada, hidup pun mau kemana.

Ah, sudahlah...
Kami telah lelah menanti.
Cukuplah kami berpuas diri.
Mungkin telah usai kehidupan kami.
Cukuplah sang Illahi yang membalasnya nanti.
“ Disini nelayan sudah menurunkan spanduknya, dan berhenti demo kemudian mereka duduk ditengah lapang dengan wajah lesu . “

Ombak lautan yang tinggi kini datang tiba tiba
Menghempas semua yang dilaluinya
Tak peduli itu manusia atau bukan
Yang pasti semuanya telah siap diluluh lantakan
“Ombak dari kain saling menggulung kapal besar pengusaha asing dan menghancurkannya

Pengusaha dilautan kini kelabakan
Sedang Penguasa carut marut mencari ketenangan
Mereka pun takut mati ditenggelamkan
Tapi lagi lagi kesombongan di tuhankan
“ Kapal besar , penguasaha dan anak buah kapalnya tenggelam oleh ombak yang besar hanya tersisa puing nya saja “
Masyarakat yang tak bersalah pun ikut jadi korban 
Penguasa lautan marah tak terhindarkan
Akibat ketamakan yang diutamakan
Ikan tak ada sampah dimana mana
Tak ada yang tau pasti ini adzab atau bencana belaka
“ Semuanya tergulung oleh ombak dan hancur lebur, disini ratu pantai selatan datang Bersama dayang dayang nya melebarkan selendang nya untuk mengahancurkan seluruh yang ada disekitar lautan “

Hancur
Lebur
Luluh lantak

Semuanya kini jadi rata
Tak tersisa apapun kehidupan disana
Hanya potongan kapal dan puing bangunan yang ada
Dengan jasad tercecer dimana mana
“ Jasad nelayan, pengusaha, dan penguasa tercecer sedang ratu pantai selatan kembali ke tempat asalnya, lautan kembali tenang “
Wahai kalian para penguasa
Dewan terhormat dan penegak keadilan yang bijaksana
Dunia ini milik bersama
Tuhan ciptakan bumi untuk dikelola
Bukan diambil paksa dan untuk memperkaya
*Keterangan tanda (“) merupakan rekaan adegan yang akan diperankan pemain di lapangan

1 Latar Waktu
-          Pagi ( Suasana pemukiman warga )
-          Sore/siang ( Saat pidato penguasa )
2. Latar tempat
-          Pantai
-          Laut
-          Pemukiman
3. Properti yang dibutuhkan :
-          Kapal tiruan 3 : 1 besar , 2 kecil
-          Kain biru, putih dan hitam
-          Caping, jala, nyiru, petromak
-          Ikan tiruan , pohon tiruan
-          Bendera kecil Indonesia dan negara lain
4. Busana :
·         Penguasa Politik : Kemeja, dasi , kacamata, dan celana formal
·         Pengawal : Pakaian hitam-hitam
·         Nelayan : Celana pendek , kaus polos
·         Warga biasa / istri nelayan : daster/ pakaian sederhana polos
·         Penguasa lautan : Pakaian khas nyi roro kidul
·         Pengusaha : Kemeja , dasi dan celana formal
·         Anak buah kapal : kaos polos, celana pendek
5. Tokoh :
-          Penguasa politik 1
-          Pengusaha 1
-          4 anak buah kapal
-          5 nelayan
-          5 warga biasa

6. Penari :
-          Saat peragaan penguasa lautan 1 orang dan 2 dayang
-          Tarian lain menyesuaikan


Struktur Pembagian Tugas Teater

Musik :
1.     M . Ikhsan
2.     Nadia
3.     Guztin
4.     Elang
5.     Hartsa
6.     Ika

Seni Rupa :
1.     Pascalina
2.     Bella
3.     Renika
4.     Cindy
5.     Nenden
6.     Briliana
7.     Reza

Tari :
1.     Irena
2.     Daffa
3.     Wina
4.     Setiandari
5.     Dewi
6.     Nicky
7.     Nabila
8.     Restu
9.     Dhiya
10. Ardiwan

Teather :
1.     Rosalina
2.     Iqlima
3.     Ibnu
4.     Eka
5.     Rama
6.     Naufal
7.     Nico
8.     Rifqy
9.     Fadma
10. Rosi

Sastra :
1.     M Fahri Setiono
2.     Luthfy

*susunan ini mungkin dapat berubah, pemberitahuan akan segera disampaikan

DRAMATISASI PUISI
GHOSTSEA(P)
( KETIKA LAUTAN DIJADIKAN PANGGUNG POLITIK )

XII IPS 2


SMA NEGERI 1 PURWAKARTA