Tuesday, October 16, 2018

Contoh essay : "Globalisasi Mendobrak Pendidikan Konvensional di Indonesia"




Globalisasi merupakan suatu proses yang terjadi ditatanan masyarakat yang tidak mengenal batasan geografis. Globalisasi memiliki pengaruh langsung terhadap berbagai bidang kehidupan seperti bidang politik, ekonomi dan terutama pada bidang pendidikan dan lainnya. Hadirnya teknologi informasi dan komunikasi hasil penelitian pengembangan manusia yang terus mengalami kemajuan adalah pendukung utama dalam globalisasi. Hilangnya batasan-batasan geografis ini melalui internet menimbulkan berbagai dampak terutama di bidang pendidikan.
Dewasa ini Indonesia menapaki era industry 4.0 yang serba digitalisasi dan otomasi. Dalam sektor pendidikan untuk menghadapi era industry 4.0 yang merupakan salah satu dampak dari globalisasi, memaksa jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan perguruan tinggi menyesuaikan kurikulum pendidikannya demi menjawab tantangan dan kebutuhan di era Industri 4.0. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih produktif dan kompetitif dalam menghadapi tantangan global. Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang dan keterampilan generasi millenial bisa terekam pada semua perguruan tinggi atau universitas di Indonesia. Menteri perindustrian Airlangga Hartarto pun mengakatakan, bahwa generasi milenial akan memainkan peran penting. Sedikitnya 49,5 persen pengguna internet berusia 19-34 tahun. Mereka berinteraksi atau melek teknologi berkat telepon pintar (smartphone). Hadirnya teknologi ini mendukung pengembangan pendidikan berbasis elektronik atau E-learning/pembelajaran online, sejumlah pemain lokal yang mendukung perubahan pembelajaran konvensional kearah digitalisasi diantaranya Ruangguru, Zenius, IndonesiaX dan lain sebagainya, hal ini memaksa para pemangku kebijakan pendidikan dinegara ini dan sekolah-sekolah untuk menerapkan model pembelajaran baru yang terus menerus mengikuti zaman, hadirnya pembelajaran online ini juga mendobrak permasalahan-permasalahan klasikal pendidikan di Indonesia seperti akses failitas pendidikan yang sulit dijangkau, mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk sekolah dan lain sebagainya. Memang betul, platform pembelajaran online ini belum sekompleks yang hadir disekolah, tetapi hal ini menghadirkan berbagai macam kemudahan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, sistem belajar-mengajar yang kurang menarik, konten pembelajaran yang kurang padat.dan lain seterusnya. Tingkat permintaan akan kebutuhan pembelajaran online semakin meningkat setiap tahunnnya. Indonesia menjadi negara dengan tren positif dalam industri pendidikan online (e-learning) yaitu menempati urutan ke-8 di seluruh dunia berdasarkan total market e-learning setiap tahunnya yaitu sebesar 25%.
Menurut data laporan Docebo.com, total market e-learning ada 51,5 Milyar USD di tahun 2016 dengan angka pertumbuhan rata-rata per tahun 7,9% di seluruh dunia. Sedangkan Asia memiliki total market 7,1 Milyar USD dengan angka pertumbuhan per tahun 17,3%. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang mencatatkan total pertumbuhan market e-learning rata-rata sebesar 25% melebihi rata-rata di Asia dan seluruh dunia setiap tahunnya.
Hal ini perlu dicermati secara seksama, bagaimana memanfaatkan globalisasi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia agar terus berbenah dan menyetarakan diri dengan negara maju. Hakekatnya globalisasi ini justru mempermudah seluruh masyarakat di dunia ini dalam mengakses pendidikan bukan hanya melalui jalur formal yang konvensional tetapi melalui jalur informal yang tetap mengedepankan kualitas pembelajaran. Tetapi dampak lain dari adanya globalisasi dalam bidang pendidikan yang didukung kemajuan teknologi juga meningkatkan potensi plagiarism terhadap hasil karya penilitian, serta penyalahgunaan ilmu pengetahuan untuk hal-hal yang dapat mengancam jiwa manusia. Seharusnya dampak globalisasi dibidang pendidikan ini, saat manusia dapat mengakses segala informasi dengan mudahnya melalui mesin pencari, untuk turut serta belajar memahami kultur budaya masyarakat lain, agar saling memahami dan bersikap saling toleran sehingga segala potensi yang mungkin saja terjadi akibat kemajuan zaman, intoleransi dan permasalahan lain sebagainya dapat terselesaikan melalui pemikiran logis, positif dan terbuka.
Alokasi 20 % dana APBN untuk bidang Pendidikan perlu ditingkatkan dan dioptimalisasi sebagai langkah konkret pemerintah dalam mencerdaskan bangsanya serta investasi sumber daya manusia untuk memajukan Indonesia dikemudian hari. Secara keseluruhan perkembangan pendidikan di Indonesia cukup mengalami perkembangan walaupun dirasa lambat, saat ini sudah banyak sekolah-sekolah di Indonesia baik sekolah menengah pertama, atas hingga perguruan tinggi yang bersertifikat ISO, melalui peningkatan mutu pendidikan, fasilitas, profesionalisme tenaga pendidik dan lain sebagainya. Hal ini perlu diapresiasi terhadap inisiatif orang-orang yang concern terhadap pendidikan, walaupun begitu menurut redaksi DWIndonesia dana Research and Development ( R&D ) negara Indonesia hanya sebesar 0,0085% dari total PDB Indonesia yang mencapai 1 Million US Dollar lebih. Berkaca dari negala lain, misalnya RRC dana R&D nya yang mencapai kisaran 10 %, Malaysia 1,1 % dan lain seterusnya, maka Indonesia jumlah perbandingan rasionya masih jauh dibawah itu dan perlu ditingkatkan. Sedangkan data lain yang dapat mengindikasikan dimana posisi Indonesia dalam kemajuan  outuput dari pendidikannya juga dapat tegambar berdasarkan data SCImago, sepanjang 1996-2016, jumlah publikasi terindeks global Indonesia mencapai 54.146 publikasi. Bila dibandingkan Singapura, Thailand, dan Malaysia, peringkat Indonesia masih jauh berada di bawah ketiga negara ASEAN itu. Pada 2016, di tingkat dunia, Indonesia menempati peringkat 45 untuk jumlah dokumen yang terpublikasi internasional. Di kawasan Asia, posisi Indonesia berada di urutan 11, sementara di tingkat ASEAN peringkat keempat. Tren positif terus dilakukan Indonesia untuk menjawab tantangan dunia, berbenah diri dan terus menyesuaikan perkembangan zaman.  
Potensi nyata bonus demografi Indonesia menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Dalam era globalisasi dan Industri 4.0 tak cukup hanya dengan penguasaan teknologi, tetapi harus dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing agar bisa komunikatif pada tingkat global serta peningkatan kapasitas. Peningkatan kapasitas pekerja milenial itu bisa diwujudkan melalui pelatihan, kursus dan sertifikasi. Industri dan institusi pendidikan pun harus peduli pada isu mengenai peningkatan kapasitas pekerja di era Industri 4.0 ini.
            Upaya pemerintah serta pengaruh globalisasi yang positif di bidang pendidikan akan terasa secara optimal bila masyarakatnya memiliki kemauan untuk berubah, survive terhadap segala tantangan, dan hambatan untuk meningkatkan potensi diri menjadi lebih baik .
























Daftar Pustaka
Generasi Milenial Dan Era Industri 4.0 . Bambang Soesatyo - https://news.detik.com/kolom/3981811/generasi-milenial-dan-era-industri-40
Jurus Mendikbud Percepat Pendidikan Yang Merata Dan Berkualitas. Niken Yunita - https://news.detik.com/berita/3603275/jurus-mendikbud-percepat-pendidikan-yang-merata-dan-berkualitas
Admin. http://old.presidentpost.id/2017/07/04/e-learning-di-indonesia-tumbuh-pesat-squiline-targetkan-25-kenaikan-angka-pertumbuhan-bisnis/



0 comments:

Post a Comment